Di era serba cepat, banyak hal ingin kita capai dalam waktu singkat termasuk kulit yang cerah dan glowing. Tapi di balik janji hasil instan, seringkali tersembunyi risiko yang tak terlihat yaitu iritasi, ketergantungan, hingga kerusakan lapisan pelindung kulit. Itulah sebabnya, konsep “slow glow” mulai banyak diperbincangkan sebagai pendekatan yang lebih sehat dan berkelanjutan dalam perawatan kulit.
Slow glow bukan berarti hasilnya tidak terlihat. Justru sebaliknya, ini adalah cara kerja bahan-bahan aktif yang bekerja perlahan, konsisten, dan aman sesuai ritme alami kulit.
Salah satu contohnya adalah niacinamide, bahan yang banyak digunakan di produk Mejaviskin+ seperti serum dan face mist & brightening. Dalam Journal of Dermatological Science, disebutkan bahwa niacinamide efektif dalam mencerahkan kulit dan mengurangi hiperpigmentasi, namuni hasil optimal biasanya terlihat setelah 4 hingga 8 minggu penggunaan rutin.
Konsep ini didukung pula oleh penggunaan bahan seperti alpha-arbutin, yang dikenal membantu menyamarkan bintik hitam tanpa menyebabkan iritasi seperti beberapa bahan pencerah lainnya. Penelitian di International Journal of Cosmetic
Science menunjukkan bahwa alpha-arbutin bekerja lebih stabil dan lembut dibanding hydroquinone, terutama untuk kulit Asia yang cenderung lebih sensitif terhadap zat aktif keras.
Di Mejaviskin+, konsep slow glow ini diterapkan lewat pemilihan bahan yang bekerja harmonis seperti kombinasi niacinamide + vitamin C derivatif (EAA) di body serum, atau Lipomoist dan Lacto-FT Ultramilk yang mendukung hidrasi dan keseimbangan mikrobioma kulit. Ini bukan hanya soal tampilan luar, tapi juga soal merawat struktur kulit dari dalam.
Kenapa ini penting? Karena kulit yang dipaksa “putih” secara cepat rentan kehilangan pelindung alaminya. Menurut American Academy of Dermatology, proses yang terlalu agresif dapat mengikis lapisan kulit dan justru memicu inflamasi atau hiperpigmentasi balik.
Mejaviskin+ percaya bahwa setiap kulit butuh waktu untuk pulih, beradaptasi, dan menunjukkan perubahan terbaiknya.
Kulit cerah yang sehat itu bukan hasil sulap tapi hasil dari perawatan yang sabar, konsisten, dan sesuai kebutuhan.
Sumber Referensi Ilmiah:
Draelos, Z. D. (2013).
The Effect of Niacinamide on Reducing Cutaneous Pigmentation and Suppression of Melanosome Transfer
Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 6(6), 20–25.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2921764
Wang, X., Zhang, Y., Ma, X. et al. (2019).
The effectiveness of alpha-arbutin in skin lightening: A randomized controlled trial
International Journal of Cosmetic Science, 41(6), 567–573.
https://doi.org/10.1111/ics.12535
American Academy of Dermatology (AAD).
Risks of Skin Lightening Products – Educational Resource
https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/care/skinlightening-safety
Hakozaki, T., et al. (2002).
The effect of niacinamide on reducing hyperpigmentation in Asians and Caucasians
Journal of Dermatological Science, 30(1), 45–53.
https://doi.org/10.1016/S0923-1811(02)00083-8