Nama Velove Vexia selama ini dikenal sebagai aktris elegan yang jarang tampil berlebihan, termasuk soal penampilan dan perawatan kulit. Tapi siapa sangka, di balik kulit sehat dan tenangnya, Velove juga sempat mengalami kebingungan dalam memilih produk skincare. Dalam wawancara bersama Cantika.com, ia bercerita bahwa sejak remaja, ia memiliki jenis kulit yang kering sekaligus sensitif. Karena itu, ia dulu lebih banyak menggunakan skincare impor yang saat itu dianggap lebih berkualitas.
Namun, seiring waktu dan bertambahnya pemahaman tentang kulitnya sendiri, Velove mulai menyadari bahwa produk lokal justru lebih relevan. Bukan hanya karena lebih mudah diakses, tapi juga karena formulasi produk lokal memang lebih cocok dengan kebutuhan kulit orang Indonesia yang tinggal di iklim panas dan lembap.
Pengalaman Velove mencerminkan perjalanan banyak orang. Dulu, skincare lokal sering dianggap sebagai “versi murah” dari brand luar. Tapi kini, pandangan itu sudah bergeser. Kualitas produk lokal terus meningkat, baik dari sisi bahan aktif, teknologi formulasi, maupun packaging. Lebih dari itu, banyak brand lokal yang mulai sadar akan pentingnya menciptakan skincare yang benar-benar paham kondisi kulit tropis: kulit yang cepat berminyak tapi juga gampang dehidrasi, kulit yang harus menghadapi polusi, terik matahari, dan gaya hidup yang padat.
Dalam cerita Velove, ia menyebut bahwa sekarang lebih selektif dan lebih percaya pada produk yang cocok, bukan sekadar yang populer. Ia lebih memilih produk yang aman, berbahan lembut, dan punya komposisi yang masuk akal untuk jenis kulitnya. Hal ini menguatkan narasi bahwa pemilihan skincare seharusnya tidak berdasarkan tren global semata, tapi pada kecocokan dan kebutuhan pribadi.
Produk impor memang menarik—kemasan lucu, tren TikTok mendukung, dan review luar negeri yang menggoda. Tapi apakah cocok untuk kulit tropis yang hidup di suhu 30 derajat dan kelembapan tinggi setiap hari? Belum tentu. Banyak produk luar yang dibuat untuk kondisi kulit di iklim dingin dan kering. Ketika dipakai di Indonesia, hasilnya bisa terasa berat, tidak menyerap sempurna, atau malah menimbulkan reaksi negatif.
Velove menunjukkan bahwa transisi ke skincare lokal bukan langkah mundur, tapi bentuk kemajuan pemahaman diri. Ia sadar bahwa kulitnya butuh kelembapan ringan, bahan antioksidan yang kuat, dan perlindungan dari iritasi tanpa beban tambahan. Dan semua itu bisa ditemukan dari produk yang dibuat oleh formulasi lokal, dengan bahan aktif yang sesuai, bahkan dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.
Cerita Velove ini jadi refleksi yang pas untuk banyak dari kita. Bahwa sudah waktunya menggeser mindset. Bahwa skincare lokal bukan pilihan kedua. Tapi bisa jadi pilihan utama, asal kita mau memberi kesempatan dan lebih kritis memilih produk berdasarkan kebutuhan kulit, bukan sekadar branding.
Baca juga Kandungan Skincare Wajib 2025 Niacinamide dan Teman-temannya.
Sumber berita https://www.cantika.com/read/1700379/cerita-velove-vexia-alami-kulit-kering-dan-sensitif-riset-sekaligus-selektif-pilih-produk